BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara ringkas, elemen fiksi dibagi ke dalam 3 buah elemen besar. Ketiga elemen besar itu adalah fakta cerita, sarana cerita dan tema. Dari ketiga eleman tersebut masih dapat dijabarkan lagi menjadi elemen-elemen lain yang saling mendukung kebulatan suatu fiksi. Sekecil apapun elemen tersebut tidak dapat dinafikkan keeksistensiannya.
Namun, tidak semudah itu. Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kita harus dapat mengkaji sebuah karya fiksi itu menjadi sesuatu yang berarti. Bukan hanya sebuah cerita rekaan belaka. Tetapi, kita dapat mengambil sisi-sisi kebermanfaatan, maksud, dan hal-hal lain yang tidak terungkapkan secara eksplisit oleh pengarang.
Dalam kajian ini, kami mengambil sebuah esai. Sebuah tantangan yang cukup menarik bagi kami. Mencoba menghadirkan elemen fiksi dari sebuah esai dan menunjukkan sisi-sisi implisit yang dapat kami raih.
B. Dasar Teori
1. Karya fiksi mempunyai keragaman bentuk, mulai dari drama, novel, cerpen, esai, biografi, puisi, dan sebagainya. Sebuah karya dikatakan fiksi apabila karya tersebut menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan atau tidak terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari keberadaannya pada dunia nyata. Walaupun ada juga karya fiksi yang mendasarkan karyanya pada suatu fakta (Nurgiyantoro, 1995 : 1-8).
2. Sebuah karya fiksi, lazimnya mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur tersebut saling mendukung dalam mencapai keutuhan dan kepaduan. Antara unsur yang satu dan lainnya memiliki hubungan yang erat, sehingga akan mewujudkan sebuah karya yang menarik (Wellek & Warren, 1990).
3. Kegiatan yang harus dilakukan untuk memahami karya sastra paling tidak meliputi tiga hal, yaitu interpretasi, analisis, dan evaluasi.(Simatupang via Sayuti, 1980)
Fakta Cerita :
Faka cerita merupakan hal-hal yang diceritakan di dalam sebuah karya fiksi yang meliputi tokoh, plot dan latar. Ketiga elemen tersebut dirangkai dalam susunan peristiwa dan saling mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain.
Tokoh
Tokoh merupakan unsur yang paling penting dalam karya naratif. Tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. Tokoh cerita menurut Abrams via Nurgiyantoro (1995:164), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembacanya ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Plot
Plot adalah apa yang dilakukan tokoh dan apa yang menimpanya. Adanya kejadian demi kejadian hanya mungkin terjadi jika ada pelakunya. Menurut Stanton plot adalah cerita yang berisis urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Latar
Latar dibagi menjadi 3 bagian latar, antara lain latar tempat, waktu dan sosial. Latar tempat adalah menyangkut diskripsi tempat dari suatu peristiwa terjadi; latar waktu adalah pendeskripsian pada kejadian saat peristiwa dalam alur secara pewaktuan; latar sosial adalah lukisan status yang menunjukkan hakikat seseorang atau beberapa tokoh dalam masyarakat sekelilingnya.
Sarana Cerita:
Sarana cerita meliputi hal-hal yang dimanfaatkan pengarang dalam memilih dan menata detail-detail cerita sehingga tercipta pola yang bermakna. Sarana cerita terdiri dari judul, sudut pandang dan gaya atau style.
Judul
Sarana cerita ini paling mudah untuk dilakukan analisisnya, karena sangat jelas secara eksplisit.
Sudut Pandang
Dalam menilai sudut pandang, seseorang harus membaca hampir keseluruhan dari isi fiksi. Hal ini dapat dilihat dari cara penceritaan ataupun dari model dialog yang ada.
Gaya
Gaya merupakan cara penceritaan dari pengarang. Hal ini bisa berupa diksi dan gaya bahasa yang dipakai.
Tema :
Merupakan gagasan sentral atau makna cerita. Biasanya didapatkan dari detail cerita yang dikedepankan oleh pengarang. Pada fiksi yang cukup panjang, jarang digunakan tema yang tunggal, namun terdapat tema mayor atau tema utama dan ada tema minor atau subtema.
C. Objek Penelitian
Bahan Bacaan Utama:
Judul Buku : “Kesusastraan dan Kekuasaan”
Karya : Gunawan Muhammad
Judul Artikel : “Suatu Hari dalam Kehidupan Pramudya Ananta Toer”
Halaman : 95-100
Tahun : 1993
Penerbit : Pustaka Firdaus, Jakarta
Dasar Pertimbangan
Bahan bacaan utama yang kelompok kami pilih, adalah sebuah esai bebas yang ditulis oleh Gunawan Muhammad. Esai tersebut menurut kelompok kami mempunyai sisi politis yang cukup bagus untuk dikupas. Karena, menggambarkan sebuah situasi sastrawan dan politik di era pascakomunis diberantas di Indonesia.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Gunawan. 1993. Kesusastraan dan Kekuasaan. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Nurgiyantoro. Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Sayuti, Suminto A. 1998. Mengenal Prosa Fiksi. Yogyakarta :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar atau memberi masukan, di sini!