Kamis, 13 Desember 2012

Agar Si Kakak Tak Iri dengan Adiknya

Za & Ze
Alhamdulillah, yang kecil dah terlahir dan yang besar tetap ceria.

Sebelum si kecil lahir, kadang kita sebagai orang tua merasa khawatir si kakak tidak menerima kehadiran si adik. Alhamdulillah, Za dan Ze bisa berdampingan. Za yang berumur 2,5 tahun walau agak bingung, tapi ia merasa happy denga kehadiran sang adik. Intip tipsnya yuk...
  1. saat hamil, kenalkanlah si adik yang masih dalam perut kepada si kakak secara konsisten...pagi, siang malam. 
  2. libatkanlah si adik seperti dia ada di samping kita... "main sama-sama yuk. Kakak, bunda dan adik"
  3. beberapa hari sebelum HPL sampaikan pada si kakak...."Insya Allah, 1 bulan lagi adik lahir. Nanti adik mau diajak main tidak sama kakak?"
  4. sampaikan pada si kakak, kalau ada adik itu menyenangkan, bisa main sama-sama
  5. saat sudah lahir, libatkan di kakak untuk menjenguk/menemui adiknya yang baru
  6. usahakan jangan pernah membeda-bedakan, dan berubah sikap kepada si kakak setelah ada si kecil

Zeroun.. Selamat Datang, Nak!

Subhanallah, Alhamdulillah...
Sugguh karunia yang luar biasa, yang diberi Allah tanpa kami minta.
Jagoan ke-2 terlahir sudah.
Dengan beberapa babakan yang masih sangat kuingat.
Selamat datang, sayang!
Temanilah kami dalam setiap episode di dunia ini dengan indah,
dan semoga
Nararya Zeroun Abdurrahman
Allah pertemukan kita semua di Jannah-Nya.

***

Terlahir normal, pada hari Ahad, 4 November 2012 di RS Bersalin Mutiara Hati, Godean.
Berat 3,2 kg, panjang 52cm.

Alhamdulillah, lengkap sempurna.






Rabu, 26 September 2012

Barang yang Wajib Ada: Jika Mudik dengan Si Kecil

Gampang-gampang susah melakukan perjalanan yang panjang dengan si kecil. Banyak hal yang perlu dipersiapkan beberapa hari sebelumnya. Nah, berikut ini beberapa barang yang biasanya kami persiapkan dalam tas khusus si kecil saya.

  1. Perbekalan makan : makanan yang biasa ia makan sehari-hari. Pastikan menu yang dibawa tidak merepotkan saat di makan di perjalanan (tidak berkuah) dan merupakan menu favorit si kecil. Kalau Mirza biasanya kami bawakan brokoli rebus dan ati kukus. Nasi putih juga dibawa. Karena Mirza termasuk anak yang suka makan yang mengenyangkan. 
  2. Air minum. Kalau kami, selalu menyiapkan 2 macam minuman, yaitu air putih dan susu kotak. Kebetulan sehari-hari Mirza memang minumnya susu kotak (setelah usianya 2 tahun). Ketika masih 2 tahun yang dibawa ya cukup air putih/mineral saja. Kan si kecil minumnya ASI.
  3. Tissu basah dan kering.
  4. Baju ganti (2 pasang). Perkirakan keadaan/suhu dalam perjalanan nanti. Jika panas, siapkan baju yang 'silir', misalnya kaos tanpa lengan.
  5. Jaket.
  6. Plastik kresek 2 buah. Satu untuk tempat sampah, dan satunya untuk baju kotor.
  7. Minyak telon, bedak, dan handuk kecil.
  8. dan pampers cadangan.
Pastikan ukuran semua barang yang minimalis. Repotkan, kalau bawa bedak yang ukuran jumbooo.
*selamat melakukan perjalanan yang menyenangkan :)


Hijrah dari Surabaya ke Godean, Yogyakarta






Kangen mengisi halaman ini. Sudah lama tidak menjenguk diary blogku.


Kali ini suasana sudah berbeda. Dulu – sebelum Juli – selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah dan bekerja. Sekarang, lebih santai. Walau terkadang bingung untuk mengisi waktu luangnya.


Tak apalah..dinikmati saja.

=========================================================

Kepindahan ini, bukan sekedar untuk saya.
Kepindahan ini,  bukan sekedar untuk ayah.
Tapi untukmu, anakku dan calon anakku.

Sudah dari awal pernikahan kami merencanakan kepindahan ini. Suamiku sudah cukup jenuh dengan kehidupan di Surabaya. Surabaya bukan tempat yang tidak menyenangkan. Bahkan saya mendapatkan banyak hal yang berharga di sana. Terutama dapat saudara-saudara yang menyenangkan dan pengetahuan/pandangan baru tentang anak terutama anak usia dini. Hijrah ini didasarkan atas keresahan kami dengan kebutuhan  si kecil, Mirza.
Bagaimana tidak, dari sebelum subuh, kami sudah mempersiapkan kebutuhan sebelum bekerja. Termasuk bekal makan siang yang dibawa ayah, Za dan saya. Full time di luar rumah, sampai jam 17.00. Kami sampai di rumah hampir dipastikan setelah adzan magrib berkumandang. Dengan sholat yang tak juga khusyuk lantas menyiapkan makan malam yang seadanya. Kenyang, terus tidur. Sholat isya tengah malam nanti. Begitu setiap hari.  

Kali ini berbeda. 
Pagi sebelum sebelum subuh bangun. Kamudian aktivitas pagi. Beres-beres, menyiram halaman, belanja ke pasar Godean atau sekedar bermain dan bercanda dengan anak yang masih semata wayang. 
Setelah masak, menyuapi dan makan untuk diri sendiri baru berangkat mengantar anak sekolah PAUD dengan sepeda ontel. Agak jauh, tapi menyenangkan. Melewati sungai, sawah, dan rumah penduduk yang tenang dan damai.
Terkadang, ketika dalam perjalanan melihat sapi yang sedang mandi di sungai. Bebek yang sedang makan cacing-cacing di sawah tak bertanaman padi. Atau derunya penggilingan padi di antara sawah yang rimbun. Kali ini yang sedang menarik perhatian Mirza mesin alat berat berwarna kuning yang sedang meratakan sawah. Sepertinya akan dijadikan bangunan di situ.

Selesai sekolah, menemani Mirza tidur siang. 

ah... waktu berjalan seperti air tenang. Harus berfikir banyak mengisi waktu luang.

Kamis, 19 April 2012

Moment Indah : Penyapihan

Alhamdulillah, 2 tahun sudah nursing/penyusuan ditunaikan sesuai dengan yang Allah perintahkan (baca: anjurkan), selain karena rasa sayang kami kepada si buah hati.

Selama 2 tahun tersebut, tercatat hanya 1 kali Mirza memulai tidur malam tanpa 'mik na' (nenen). Tapi ya tetep...ketika terbangun sebentar dari tidur (nglilir) minta mik na sambil tiduran dan tertidur. Kalau tidur siang sih tidak masalah. Za terbiasa tertidur dengan ASI yang ada di botil atau air putih. Karena saya harus bekerja, dan Za berada di babycare dekat sekolah, tempat saya bekerja.

Menyapih itu tidaklah sulit. Tapi juga bukan proses yang instan. Saya mulai memberi tahu bahwa za sudah besar --dan kalau sudah besar tidak minum bunda tetapi minum gelas -- mulai 4 bulan lalu (saat Za berumur 20 bulan). Hal itu dilakukan berulang-ulang dengan diskusi kecil yang menyenangkan hingga ia cukup faham. Dan beberapa hari sebelum Za berumur 2 tahun adalah saat-saat yang menegangkan bagi saya. Hati ini selalu bertanya, mana mungkin malam tanpa nen? Bagaimana kalau Za nangis keras? 

Hingga saya banyak meminta pendapat kepada orang-orang sekitar baik di FB maupun langsung ke teman kerja yang sudah banyak makan asam garam.

Ada 1 teman yang kemudian meyakinkan begini : "Bu, kalau si ibu yakin, pasti bisa. Anak itu tergantung perasaan ibunya".

Alhamdulillah, sedikit demi sedikit dan dengan dorongan dari suami, keyakinan semakin tumbuh.

H-7. Saya ambil kalender besar. Saya tunjukkan kepada Za. Sekarang hari ini, besok tanggal 5 April Za sudah besar, 2 tahun. Kalau sudah besar minumnya apa? (jawabnya : gelas). Sama seperti ayah, bunda. Boleh diisi air putih, susu, teh, jus. Wah..banyak ya! Nanti, pas tanggal 5, Za tidur bersama ayah. bunda tidur sendiri. (jawab: heeh).

Dan akhirnya!!
Hari H!
Memang berbeda dengan hari-hari biasanya. Ada tangisan. Tapi Alhamdulillah, semua lancar tanpa tangisan yang berarti.

H+1!
Mirza kali ini menangis keras. Memberontak! Ia berusaha mencariku. Kami mengira, Za minta nen. Ternyata, Za hanya minta kami tidur bersama, bertiga. Tanpa nen! Awesome!

Dan hari-hari berikutnya.....
Za : mik na
Bunda: kan sudah besar
Za : senyum..

Sabtu, 25 Februari 2012

Penyakit Bodoh Turunan (catatan kemirisan)

Sudah pernah dengar belum, ada penyakit baru yang namanya bodoh turunan? Bodoh ini bisa menyerang secara turun menurun dan bisa sampai 7 turunan.

Aku menemukannya di sini!
Di kota yang namanya Surabaya. Semoga, itu hanya terjadi di sini, atau di sebagian yang sangat kecil dari kota metropolitan ke dua di negeri ini.

Aku menemukannya di sini!
Saat si anak yang duduk termenung
tak mau mandi dan malas sekolah,
sang ibu hanya diam
Tak merayu, atau membujuknya.

Aku menemukannya lagi di sini!
Saat si anak ngompol di depan teras
dan ibu mengatakan 'bodoh!'
'pipis ndak mau bilang!'
hmmm...
sang ibu sedang menyebarkan virus bodoh pada anaknya!
Aku ta tahu, sebenarnya siapa yang bodoh?

Aku menemukan lagi dan lagi, di sini!
Saat anak bermain,
2 orang dewasa yg kuterka sebagai ayah dan kakek saling berkata
'tuh, kan!
Dia pura-pura main kereta...
padahal nyimur agar bisa nyempung di kolam'

Ah...
semoga hanya 3 kali ini aku menemukannya!
Aku tak ingin temukan lagi
Kalau 10 orang lagi ku temukan...
dan masing-masing punya 4 anak
penyakit bodoh keturunan ini berarti telah menjangkiti 40 orang lagi!
dan dalam waktu 1/4 abad kemudian
menjangkiti   160 orang lagi!
tambah meluaslah penyakit bodoh ini
bisa sengsara negeri kita!

*catatan kemirisan

Jumat, 13 Januari 2012

Narasumber : Daur Ulang

Pembelajaran IPA dan IPS tentang pemanfaatan dan pengelolaan barang bekas.
Acara dibuka oleh Ustadzah Faradian Istiqomah. Tuh..pembicaranya sudah datang dengan membawa berbagai macam barang hasil karyanya.
Setelah mengamati dengan baik, siswa mencoba membuat. Dibantu dengan ustadzah pendamping.
Siswa sedang asyik membuat karya dari bahan bekas.
Ini contoh dari narasumbernya...jadi....
Uhui....hampir jadi.
Siswa bergerombol mengamati cara yang dipraktikkan oleh narasumber.

Tak lupa...finishingnya....bersih-bersih.
Ini sebagian hasilnya. Belum jadi benar, tapi sudah cukup cantik, bukan?

Lomba Poster (Pembelajaran tentang Lingkungan IPA dan IPS kelas 3 SD)

Mulia Pratama (3C)

Zuhair Baheramsyah (3C)

M. Misbahun Nafis (3C)

Abdillah Dziban Zuhdi

Dzaky Rabbani

Add caption



Baksos (Pembelajaran tentang Kebutuhan Manusia dan Lingkungan)


Agenda Baksos
“Us, lihat ada Al Qur’an yang terbakar!”




Inilah salah satu yang terlihat di lokasi kebakaran daerah Bhaskara Sawah, Kelurahan Kali Sari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Sekitar  50 rumah penduduk yang mayoritas adalah pengepul  telah kehilangan tempat tinggalnya tepat 1 bulan yang lalu.
Berkenaan dengan hal tersebut, siswa kelas 3 SD Luqman Al Hakim yang berjumlah 91 siswa bersama dengan ustad dan ustadzah pendamping tergerak hatinya untuk memberikan sebagian rezkinya kepada para korban.  Sebagian besar yang disumbangkan berupa pakaian layak pakai, dan sembako. Namun, ada juga yang menyumbangkan mainan dan peralatan sekolah.
“Kami ke lokasi itu, selain untuk beramal juga untuk belajar. Kebetulan materi IPA dan IPS saat ini sangat mendukung kegiatan tersebut.” ujar Ustadzah Fara selaku koordinator kelas 3. “Di sana, kami mengamati kondisi lingkungan yang dipelajari di IPA (red. Lingkungan sehat dan tidak sehat) dan memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dipelajari di IPS.” lanjutnya.
Bantuan yang diterima kemudian disalurkan melalui PPAS (Pusat Pendidikan Anak Sholeh) Hidayatullah yang diwakili oleh Ustadz Zaldi.  Serah terima bantuan secara simbolik diberikan kepada 2 orang anak PPAS. Semoga bantuan yang tak seberapa ini dapat meringankan beban para korbannya, dan dapat menjadikan berkah bagi pemberinya.
Kegiatan ini didukung penuh oleh orangtua siswa. Dengan kerendahan hati, mereka meminjamkan 9 mobil untuk dapat membawa siswa ke area dekat lokasi sekaligus snack untuk siswa.
Setelah selesai kegiatan, siswa beristirahat di sekolah dan mengerjakan LK berdasarkan hasil pengamatan tadi.