Apakah arti ibu di dalam rumah?
Ibu seperti nuansa. Ibu seperti iringan musik, alunan nada yang akan membawa gerak tubuh seisi rumah.
Ia seperti tokoh sentral keluarga. Walaupun pemimpinnya adalah laki-laki/bapak. Tetapi pembawa suasananya adalah wanita. Peran ibu.
Ia sosok penentu. Penentu arah kebijakan sehari-hari. Penentu langkah masa depan yang ditempuh. Penentu karakter yang akan yang akan mewarnai rutinitas keseharian.
Bayangkan, jika ibu adalah sosok yang ceria, dan menyenangkan. "Dunia rumah" akan seperti mentari pagi yang menyinari hangat, dipenuhi kokok ayam yang bersemangat.Kicauan burung yang riang gembira, dan pak tani berderap menuju lahannya.
Andaikan, ibu sosok yang 'labil' bagaikan sore yang berangin. Membawa dedaunan tak tentu arah. Burung-burung enggan mencicit. Ayam sungkan, walaupun sekedar mendi menikmati buliran-buliran pasir kering dengan santai.
Tampilkan postingan dengan label Pengalamanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalamanku. Tampilkan semua postingan
Kamis, 26 Desember 2019
Selasa, 24 Desember 2019
Kata DILARANG, Apakah Solutif?
Sudah menjadi jamak
dan sering kita jumpai, tentang himbauan masyarakat dengan menggunakan
kata DILARANG. Bahkan saking umumnya, kita sampai tidak merasakan ada sesuatu
yang ganjil di sana.
![]() |
Gambar dari : royalpool.co.id |
DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI!
DILARANG MANCING DI SINI!
DILARANG MENGINJAK RUMPUT!
Sampai suatu masa,ketika kami mengontrak rumah di Godean,
kami mengalami permasalahan dengan tempat pembuangan sampah anorganik. Membuang
di TPS terdekat gak boleh, karena sudah masuk desa lain. Sedangkan di desa yang
kami tinggali nggak ada TPS nya. Di TPS pasar juga gak boleh.
TERNYATA…
Tulisan dari larangan DILARANG bla..blaa…blaaa… itu tidak
efektif. Menurutku, sebaiknya dituliskan dengan, “Silakan membuang sampah di
TPA xxx!”, “Silakan memancing di dekat kedai!”, atau Silakan lewat jalan
berbatu di sebelah selokan!”. Jadi, lebih SOLUTIF.Minggu, 22 Desember 2019
Belajar dan Belajar
Aku sudah belajar, sejak kecil. Sampai aku mempunyai 3 jagoan, masih saja belajarku tidak segera tuntas. Mendekati tuntas saja tidak! Sampai saat ini, aku gak tahu, kapan aku bisa tuntas belajar.
Selalu saja ada hal baru yang aku tak mengerti. Seperti memasuki ruang dengan berjuta pintu. Ketika aku membuka satu pintu, aku akan bertemu pintu lagi, lagi dan lagi.
Selalu saja ada hal baru yang aku tak mengerti. Seperti memasuki ruang dengan berjuta pintu. Ketika aku membuka satu pintu, aku akan bertemu pintu lagi, lagi dan lagi.
foto dari: yukpiknik.com |
Minggu, 22 September 2019
Bukit Rhema
Ini perjalanan yang tidak kami duga. Waktu di dasbor mobil menunjukkan pukul 11.30wib. Suamiku belum sarapan sebelumnya. Dia memintaku mencari tempat makan segera. Kemdian, kami menunjuk satu warung mie ayam yang berada di sekitaran kami.
Rencana, kami menunggu HP menunjukkan centang biru dua di salah satu pesan WA teman BNI Syariah. Kebetulan beberapa waktu yang lalu habis melahirkan. Kado sudah disiapkan. Tapi, kami gak tahu, di mana rumah yang akan kami kunjungi.
😅😅😅
Mie ayam di mangkok sudah habis. Es teh ludes. HP belum centang biru. 😓 Ya sudah, jalan dulu aja. Kebetulan, jalan di depan warung mie ayam sempit. Kami harus jalan lurus dulu, sembari mencari putaran untuk putar balik. Sambil mengamati area sekitar.
Agak aneh. 🤔🤔 Di sekitaran banyak bus-bus besar. Orang ziarah, pikirku. Langsung aku gmaps. Oh, kita berada di jalan Menoreh. Suamiku cukup terkejut mendengarnya. Akhirnya, kami putuskan jalan terus saja.
Jalan beberapa kali menanjak dan terus menanjak. Khawatir pun datang. Apakah ada jalan tembus, di atas sana. Buka Gmaps lagi. Serasa masih aman. Jalan mulai bertambah sempit.😖😖 Duh..
Papasan dengan Jeep. Lebih dari 10 jeep, dan kami harus menunggu di tanjakan. Karena jalan sulit untuk papasan. Kata rombongan, ada 18 jeep. Menunggu dalam tanjakan, serasa harus menahan nafas. Suami memegang rem tangan dengan seksama, sambil menunggu kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah kami memastikan kepada sopir Jeep bahwa ia adalah Jeep terakhir, kami melanjutkan perjalanan. Keberadaan Jeep memberikan tiga tanda sekaligus kepada kami. Tanda pertama, di atas sana ada tempat yang luas untuk kami memutar. Tanda ke dua, ada hal menarik di atas sana sehingga banyak jeep sampai di atas. Tanda ketiga, mobil macam kami akan kesulitan melewati jalan di depan. 😰😰 Kabar baik sekaligus kabar buruk.
Perjalanan berlanjut dan kami belum bisa memutar. Sampai tiba di pemukiman penduduk. Ada 1 SD, dan sisa-sisa kehidupan pasar pagi tadi. Menarik, pikirku. Aku meminta suamiku untuk parkir di depat SD. Aku ingin keliling sebentar. Seketika, kami berhamburan. Mencari hal menarik. Ternyata ini adalah bagian atas bukit. Kembali, buka gmaps yang lemoot. Gak ada sinyal.😔
Suami menghampiriku. Dekat sini ada Balkondes. Ayo ke sana, jalan kaki saja. Lumayan, 4 menit jalan kaki di turunan. Balkondes ini belum jadi, Sudah hampir 1 tahun ini. Namanya Balkondes Giripurno. Balkondes ini di desain untuk mengembangkan ekonomi desa di bidang peternakan kambing Etawa. Kambing Etawa adalah kambing yang menghasilkan banyak susu. Konsep balkondes ini nantinya ke arah produksi keju etawa. Data ini kami himpun dari penunggu proyek. Jeep tadi itu, mereka wisata pemerahan susu. Ok. Terjawab sudah.
Puas dengan keliling di puncak bukit, kini bersiap melanjutkan perjalanan. Biar gak salah, bertanya lagi lah. Lanjut, atau puter balik. Dari situ dijelaskan, kalo lanjut bisa sampai Gereja Ayam. 😱😱
Dan kami memutuskan lanjut.
Hingga kami sampai di sini.
Gimana gak bahagia???
Lanjut nanti ya, laper...
#bukitrhema
#gerejaayam
#rumahdoa
Rencana, kami menunggu HP menunjukkan centang biru dua di salah satu pesan WA teman BNI Syariah. Kebetulan beberapa waktu yang lalu habis melahirkan. Kado sudah disiapkan. Tapi, kami gak tahu, di mana rumah yang akan kami kunjungi.
😅😅😅
Mie ayam di mangkok sudah habis. Es teh ludes. HP belum centang biru. 😓 Ya sudah, jalan dulu aja. Kebetulan, jalan di depan warung mie ayam sempit. Kami harus jalan lurus dulu, sembari mencari putaran untuk putar balik. Sambil mengamati area sekitar.
Agak aneh. 🤔🤔 Di sekitaran banyak bus-bus besar. Orang ziarah, pikirku. Langsung aku gmaps. Oh, kita berada di jalan Menoreh. Suamiku cukup terkejut mendengarnya. Akhirnya, kami putuskan jalan terus saja.
Jalan beberapa kali menanjak dan terus menanjak. Khawatir pun datang. Apakah ada jalan tembus, di atas sana. Buka Gmaps lagi. Serasa masih aman. Jalan mulai bertambah sempit.😖😖 Duh..
Papasan dengan Jeep. Lebih dari 10 jeep, dan kami harus menunggu di tanjakan. Karena jalan sulit untuk papasan. Kata rombongan, ada 18 jeep. Menunggu dalam tanjakan, serasa harus menahan nafas. Suami memegang rem tangan dengan seksama, sambil menunggu kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah kami memastikan kepada sopir Jeep bahwa ia adalah Jeep terakhir, kami melanjutkan perjalanan. Keberadaan Jeep memberikan tiga tanda sekaligus kepada kami. Tanda pertama, di atas sana ada tempat yang luas untuk kami memutar. Tanda ke dua, ada hal menarik di atas sana sehingga banyak jeep sampai di atas. Tanda ketiga, mobil macam kami akan kesulitan melewati jalan di depan. 😰😰 Kabar baik sekaligus kabar buruk.
Perjalanan berlanjut dan kami belum bisa memutar. Sampai tiba di pemukiman penduduk. Ada 1 SD, dan sisa-sisa kehidupan pasar pagi tadi. Menarik, pikirku. Aku meminta suamiku untuk parkir di depat SD. Aku ingin keliling sebentar. Seketika, kami berhamburan. Mencari hal menarik. Ternyata ini adalah bagian atas bukit. Kembali, buka gmaps yang lemoot. Gak ada sinyal.😔
Suami menghampiriku. Dekat sini ada Balkondes. Ayo ke sana, jalan kaki saja. Lumayan, 4 menit jalan kaki di turunan. Balkondes ini belum jadi, Sudah hampir 1 tahun ini. Namanya Balkondes Giripurno. Balkondes ini di desain untuk mengembangkan ekonomi desa di bidang peternakan kambing Etawa. Kambing Etawa adalah kambing yang menghasilkan banyak susu. Konsep balkondes ini nantinya ke arah produksi keju etawa. Data ini kami himpun dari penunggu proyek. Jeep tadi itu, mereka wisata pemerahan susu. Ok. Terjawab sudah.
Puas dengan keliling di puncak bukit, kini bersiap melanjutkan perjalanan. Biar gak salah, bertanya lagi lah. Lanjut, atau puter balik. Dari situ dijelaskan, kalo lanjut bisa sampai Gereja Ayam. 😱😱
Dan kami memutuskan lanjut.
Hingga kami sampai di sini.
Gimana gak bahagia???
Lanjut nanti ya, laper...
#bukitrhema
#gerejaayam
#rumahdoa
Senin, 31 Desember 2018
Hutan Karet
Lamaaa banget gak posting. Oh, ternyata terakhir aku posting 2014. Itu pun postingan maksa!
Haha...ke mana ajakah selama ini?Ok deh, pelan-pelan coba posting.
Kami berkunjung ke tempat Kakek kami, di salah satu desa, wilayah Salatiga. Ehm, sebenarnya ini masuk Kabupaten Semarang sih. Dari kota Salatiga masih cukup jauh, sekitar 20 menit ke arah utara.
Dari
arah Salatiga, kita akan melewati gardu induk PLN dan terowongan tol
baru Semarang - Kartasura baru sampai di desa kecil ini. Namanya desa
Ngasinan, Padaan, Pabelan, Kabupaten Semarang.
Setibanya di sana, Mirza mengajak kami untuk berpetualang. Menjelajah desa ini. Dengan senang hati langsung kami iyakan.Jujur saja, sedari kecil aku belum pernah melakukan perjalanan sampai hutan karet ini.
Yeay..akhirnya sampai di hutan ini bersama keluarga kecilku.
Sewaktu kecil setahuku jalan ini penuh batu. Sekarang jalanannya sudah sangat rata. Anak-anak asyik sekali berlarian.
Dalam
hati bertanya, anak-anak itu suka sekali berlarian. Ketika berlari
mereka tampak sangat bahagia. Apakah berlari itu menyenangkan. Hmmm....
Mungkin ya. Aku pun senang ketika olahraga sambil berlari-lari kecil.
Jangan-jangan, kesenangan berlari itu tercerabut dari hati dan kebiasaan
karena waktu kecil sering dibilang "Jangan lari!"
Hehe...
Ada...
hutan bambu = Bamboe Forest
dan muncullah
black forest = hutan hitam
hahaha....
Kalo hutan karet apa ya, namanya???
entahlah...
Kami mengamati getah karet yang ditempatkan dalam mangkuk-mangkuk kecil. Dan beneran, kalo kering kaya karet gitu, melar. Namanya juga karet ya.
Label:
Homeschooling,
Keluargaku,
Pengalamanku,
Wisata Keluarga
Jumat, 11 Juli 2014
Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Anak
Kesengsem deh...baca bukunya Ayah Edy. Dimulai dari nemu bukunya Ayah Edy yang gak sengaja ditemuin di jajaran buku best seller salah satu toko buku di Yogyakarta yang berjudul 'Ayah Edy Menjawab'.
Label:
Anak dan Balita,
Art-ikel,
Keluargaku,
Pengalamanku,
Resensi
Sabtu, 04 Januari 2014
Menyusui + Hamil + Sakit Gigi... Arghhhh....
Lama sekali
terakhir posting, setelah Ze lahir ke dunia ini. Dan sekarang saya sedang hamil lagi. Insya Allah ini anak ketiga kami.
Kehamilan saya sudah pada usia antara 5-6 bulanan. Seperti saat hamilnya Ze, saat ini pun rasanya dag dig dug. Menyusui selagi hamil. Pasti ada perasaan was-was kenapa-kenapa dengan yang ada di perut. Walaupun dari yang saya pelajari, sebenarnya itu gak apa-apa asal kehamilan dalam kondisi baik, tidak pernah flek atau ada riwayat keguguran dan masalah kehamilan yang lain.
Rasanya tuh, pengin cek USG terus tiap bulan. Ingin lihat kondisi dedek nyata, real!
Apalagi sekarang kondisiku agak gak baik. Gusi kanan bawah bengkak. Gigi rawan dicabut. Kadang berasa sakit bener dan gak pengin ngapa-ngapain. Karena takut malah memburuk kondisiku, dokter gigi puskesmas pun menganjurkan untuk minum asam mefenamat dan antiboitik agar gak sakit lagi. Hmmm... yang terjadi adalah DILEMA.
Akhirnya..ya bismillah aja, semoga semua baik-baik saja.
Sehat ya dek.....
Kamis, 13 Desember 2012
Agar Si Kakak Tak Iri dengan Adiknya
![]() |
Za & Ze |
Sebelum si kecil lahir, kadang kita sebagai orang tua merasa khawatir si kakak tidak menerima kehadiran si adik. Alhamdulillah, Za dan Ze bisa berdampingan. Za yang berumur 2,5 tahun walau agak bingung, tapi ia merasa happy denga kehadiran sang adik. Intip tipsnya yuk...
- saat hamil, kenalkanlah si adik yang masih dalam perut kepada si kakak secara konsisten...pagi, siang malam.
- libatkanlah si adik seperti dia ada di samping kita... "main sama-sama yuk. Kakak, bunda dan adik"
- beberapa hari sebelum HPL sampaikan pada si kakak...."Insya Allah, 1 bulan lagi adik lahir. Nanti adik mau diajak main tidak sama kakak?"
- sampaikan pada si kakak, kalau ada adik itu menyenangkan, bisa main sama-sama
- saat sudah lahir, libatkan di kakak untuk menjenguk/menemui adiknya yang baru
- usahakan jangan pernah membeda-bedakan, dan berubah sikap kepada si kakak setelah ada si kecil
Label:
Anak dan Balita,
Art-ikel,
Keluargaku,
Pengalamanku,
Tips
Zeroun.. Selamat Datang, Nak!
Subhanallah, Alhamdulillah...
Sugguh karunia yang luar biasa, yang diberi Allah tanpa kami minta.
Jagoan ke-2 terlahir sudah.
Dengan beberapa babakan yang masih sangat kuingat.
Selamat datang, sayang!
Temanilah kami dalam setiap episode di dunia ini dengan indah,
dan semoga
Allah pertemukan kita semua di Jannah-Nya.
***
Terlahir normal, pada hari Ahad, 4 November 2012 di RS Bersalin Mutiara Hati, Godean.
Berat 3,2 kg, panjang 52cm.
Alhamdulillah, lengkap sempurna.
Sugguh karunia yang luar biasa, yang diberi Allah tanpa kami minta.
Jagoan ke-2 terlahir sudah.
Dengan beberapa babakan yang masih sangat kuingat.
Selamat datang, sayang!
Temanilah kami dalam setiap episode di dunia ini dengan indah,
dan semoga
![]() |
Nararya Zeroun Abdurrahman |
***
Terlahir normal, pada hari Ahad, 4 November 2012 di RS Bersalin Mutiara Hati, Godean.
Berat 3,2 kg, panjang 52cm.
Alhamdulillah, lengkap sempurna.
Rabu, 26 September 2012
Barang yang Wajib Ada: Jika Mudik dengan Si Kecil
Gampang-gampang susah melakukan perjalanan yang panjang dengan si kecil. Banyak hal yang perlu dipersiapkan beberapa hari sebelumnya. Nah, berikut ini beberapa barang yang biasanya kami persiapkan dalam tas khusus si kecil saya.
*selamat melakukan perjalanan yang menyenangkan :)
- Perbekalan makan : makanan yang biasa ia makan sehari-hari. Pastikan menu yang dibawa tidak merepotkan saat di makan di perjalanan (tidak berkuah) dan merupakan menu favorit si kecil. Kalau Mirza biasanya kami bawakan brokoli rebus dan ati kukus. Nasi putih juga dibawa. Karena Mirza termasuk anak yang suka makan yang mengenyangkan.
- Air minum. Kalau kami, selalu menyiapkan 2 macam minuman, yaitu air putih dan susu kotak. Kebetulan sehari-hari Mirza memang minumnya susu kotak (setelah usianya 2 tahun). Ketika masih 2 tahun yang dibawa ya cukup air putih/mineral saja. Kan si kecil minumnya ASI.
- Tissu basah dan kering.
- Baju ganti (2 pasang). Perkirakan keadaan/suhu dalam perjalanan nanti. Jika panas, siapkan baju yang 'silir', misalnya kaos tanpa lengan.
- Jaket.
- Plastik kresek 2 buah. Satu untuk tempat sampah, dan satunya untuk baju kotor.
- Minyak telon, bedak, dan handuk kecil.
- dan pampers cadangan.
*selamat melakukan perjalanan yang menyenangkan :)
Kamis, 19 April 2012
Moment Indah : Penyapihan
Alhamdulillah, 2 tahun sudah nursing/penyusuan ditunaikan sesuai dengan yang Allah perintahkan (baca: anjurkan), selain karena rasa sayang kami kepada si buah hati.
Selama 2 tahun tersebut, tercatat hanya 1 kali Mirza memulai tidur malam tanpa 'mik na' (nenen). Tapi ya tetep...ketika terbangun sebentar dari tidur (nglilir) minta mik na sambil tiduran dan tertidur. Kalau tidur siang sih tidak masalah. Za terbiasa tertidur dengan ASI yang ada di botil atau air putih. Karena saya harus bekerja, dan Za berada di babycare dekat sekolah, tempat saya bekerja.
Menyapih itu tidaklah sulit. Tapi juga bukan proses yang instan. Saya mulai memberi tahu bahwa za sudah besar --dan kalau sudah besar tidak minum bunda tetapi minum gelas -- mulai 4 bulan lalu (saat Za berumur 20 bulan). Hal itu dilakukan berulang-ulang dengan diskusi kecil yang menyenangkan hingga ia cukup faham. Dan beberapa hari sebelum Za berumur 2 tahun adalah saat-saat yang menegangkan bagi saya. Hati ini selalu bertanya, mana mungkin malam tanpa nen? Bagaimana kalau Za nangis keras?
Hingga saya banyak meminta pendapat kepada orang-orang sekitar baik di FB maupun langsung ke teman kerja yang sudah banyak makan asam garam.
Ada 1 teman yang kemudian meyakinkan begini : "Bu, kalau si ibu yakin, pasti bisa. Anak itu tergantung perasaan ibunya".
Alhamdulillah, sedikit demi sedikit dan dengan dorongan dari suami, keyakinan semakin tumbuh.
H-7. Saya ambil kalender besar. Saya tunjukkan kepada Za. Sekarang hari ini, besok tanggal 5 April Za sudah besar, 2 tahun. Kalau sudah besar minumnya apa? (jawabnya : gelas). Sama seperti ayah, bunda. Boleh diisi air putih, susu, teh, jus. Wah..banyak ya! Nanti, pas tanggal 5, Za tidur bersama ayah. bunda tidur sendiri. (jawab: heeh).
Dan akhirnya!!
Hari H!
Memang berbeda dengan hari-hari biasanya. Ada tangisan. Tapi Alhamdulillah, semua lancar tanpa tangisan yang berarti.
H+1!
Mirza kali ini menangis keras. Memberontak! Ia berusaha mencariku. Kami mengira, Za minta nen. Ternyata, Za hanya minta kami tidur bersama, bertiga. Tanpa nen! Awesome!
Dan hari-hari berikutnya.....
Za : mik na
Bunda: kan sudah besar
Za : senyum..
Label:
Anak dan Balita,
Art-ikel,
Keluargaku,
Pengalamanku
Rabu, 21 September 2011
Air dan Garam
Apabila ada secangkir air putih, kemudian kita tambahkan satu sendok garam. Maka, setelah kita aduk, air putih segelas itu menjadi asin. Coba kalau air satu sendok itu kita masukkan ke dalam danau. Bukan hanya satu sendok misalnya. Anggap saja satu karung. Tetap saja belum asin air danaunya.
Itulah ilustrasi hati. Tepatnya tentang lapangnya hati. Jika kelapangan hati kita cuma 1 sendok, sedikit terkena noda saja bisa langsung asin. Seandainya hati kita seluas danau, diberi noda sekarung masih tetap saja tidak asin.
Itulah ilustrasi hati. Tepatnya tentang lapangnya hati. Jika kelapangan hati kita cuma 1 sendok, sedikit terkena noda saja bisa langsung asin. Seandainya hati kita seluas danau, diberi noda sekarung masih tetap saja tidak asin.
Senin, 19 September 2011
Si Kecil Makan Mie pakai Sumpit
Nih mungkin bukan pertama kalinya Mirza makan mie. Padahal, kami sudah berusaha supaya Mirza tidak kenal mie ketika kecil.
Mulanya kami menyiasati dengan memasak dua macam mie. Mie instan dan mie jagung. Mirza kami beri mie jagung. Tapi, ia malah tidak bisa menelan mie dengan baik.
Kemudian, kami mencoba memberinya mie pasta (spageti). Tapi, Mirza belum bisa menikmati kekenyalannya. Senasib dengan mie jagung. Dalam istilah jawanya keloloten.
Ketiga, kami coba mie telur/mie kriting. Rasanya, kurang enak, alias enek.
Kenapa ya, mie instan yang paling kenyal dan cocok. Walaupun begitu, kami tetap akan meminimalisir konsumsi mie instan untuk anak kami.
Dan inilah, aksi Mirza makan mie. Pakai asumpit tentunya. (Seperti ayah)
Baru lihat kali ini ya?! Pakai sumpit cuma sebatang.
Berjuang dapat makan mie sehelai.
Sabtu, 17 September 2011
Kantor Kebun Bibit
Satu lagi tempat wisata keluarga yang gratis, tapi menarik.
Kantor Kebun Bibit yang berada di depan Perumahan Pondok Nirwana Eksekutif. Sekitar belakang STIKOM sebelah jembaran Merr.
Ada berbagai macam fasilitas yang kita temukan di sini. Ada ayunan, surutan, mainan berputar, dll.
Tuh lihat. Ada 2 anak yang sengaja ke Kantor Kebun Bibit untuk membaca buku. Begitu nyaman, dan tenang.
Ada juga sepasang monyet yang dipelihara oleh pengelola Kantor Kebun Bibit.
Ada angsa juga lho...
Ni dia. tempat yang nyaman untuk bersantai. Dermaga Kolam. Walaupun tidak ada ikannya yang besar-besar seperti di Unair, tapi masih cukup nyaman untuk bersantai. Di pinggir kolamnya juga ada tempat untuk duduk-duduk kok.
Nih dia taman-tamannya...
Indah kan.... kami ke sana kebetulan pas hari Sabtu. Para pekerjanya masih aktif bekerja. Ada yang menyiram tanaman, ada yang mengelompokkan bibit, ada juga yang memindahkan bibit untuk ditanam di taman-taman se-kota Surabaya.
Ni taman bermainnya. Di taman bermain ini, alasnya berupa pasir mainan. Jadi aman dan nyaman.
Za sedang beraksi sama ayah. Membuat benteng dari pasir. Tapi benteng itu ga pernah jadi. Soalnya, ayah bangun satu, Za rubuhkan satu. Haha...ha....
Jumat, 16 September 2011
Liburan Lebaran di Mbah Yut dan Menangkap Lele
Liburan lebaran tahun ini, Alhamdulillah kami bisa berlebaran ke rumah mbah yut yang di Salatiga. Mirza senang sekali di sana. Karena rumahnya luas, dan banyak hal baru yang bisa dipelajari di sana. Saya juga merasa nyaman. Karena banyak sekali saudara yang sayang Mirza. Jadi lumayan agak santai kesehariannya. Lagi pula tidak perlu masak. Kan sudah ada makanan banyak. Ya paling tinggal meyesuaikan lidahnya suami yang doyan sambal. Di Mbah yut jarang sekali ada sambal. Kebetulan pula, lebaran kali ini mbah yut menyembelih seekor kambing.
di rumah Mbah Yut punya banyak lele. Lele memang khusus disediakan untuk di masak jika lebaran tiba. Dan inilah aksi Mirza ketika ada lele.
Kayaknya sih kalo Mirza menikmati saja. Tapi, kami yang liat...dag dig dug der. Kalo-kalo kena patil/siripnya yang tajam.
Cara menangkapnyapun kayaknya juga dah faham. yang dipegang dekat kepalanya. bukan bagian ekor.
Kena!!!!
Sayangnya gambarnya agak mbayang.Kamis, 25 Agustus 2011
Bergelung Handuk, Tarian Pinguin
Suatu ketika, saya keramas. Setelah keramas, agar tetesan rambut yang basah tak terjejak ke lantai sehingga ia pun basah maka kugelunglah rambut dengan handuk. Mirza melihat handuk yang bergelung di kepalaku. Melihat, dan mengamati.
Sorenya.....
Setelah selesai mandi....
Mirza mengangkat handuknya tinggi-tinggi di atas kepalanya sambil "a..u..a..u"
Subhanallah.....
**
Sore itu, ada film tentang pinguin yang berjoget di RCTI. Pinguin berjoget dengan menghentakan kedua kakinya ke tanah.
Tiba-tiba....
Mirza bangun, dan berdiri.
Menghentakkan kakinya dan tersenyum...
Subhanallah...
Sorenya.....
Setelah selesai mandi....
Mirza mengangkat handuknya tinggi-tinggi di atas kepalanya sambil "a..u..a..u"
Subhanallah.....
**
Sore itu, ada film tentang pinguin yang berjoget di RCTI. Pinguin berjoget dengan menghentakan kedua kakinya ke tanah.
Tiba-tiba....
Mirza bangun, dan berdiri.
Menghentakkan kakinya dan tersenyum...
Subhanallah...
Label:
Celoteh,
Keluargaku,
Pengalamanku,
Sekilas....,
Sensorimotor
Rabu, 24 Agustus 2011
Cepatnya Anak Merespon Sesuatu
Kemarin, kami bersilaturahim ke rumah bulik saya. Di sana ada berbagai macam binatang, mulai dari cupang, lohan, ayam hingga menthok. Untuk pertama kalinya itu, Mirza (16 bulan) melihat menthok dari dekat.
Menthok itu masih kecil-kecil. Kebetulan hari itu cukup panas, hingga menthok-menthok merasa kehausan. Di tengah tanah lapang itu ada cekungan kecil yang berisi air. Dasarnya terbuat dari semen. Mungkin memang di situlah tempat minum menthok-menthok itu. Dengan bersemangat, menthok-menthok itu menghirup air dengan paruhnya...kemudian mendongak tinggi-tinggi supaya air segera membasahi tenggorokan yang kering kehausan.
Melihat kejadian itu, sekonyong-konyong, Mirza mengkuti gerakan menthok yang mendongak tinggi-tinggi.
Subhanallah.....begitu cepatnya anak-anak merespon sesuatu yang ia lihat, dan ia dengar. Sepulang dari sana pun, ketika kami tanya. "Za, pripun wau menthoke le mimik?". Maka, Mirza segera mendongakkan kepalanya tinggi-tinggi sambil tersenyum lebar.
Cukup banyak kejadian yang menyatakan begitu cepatnya anak-anak menyerap ilmu yang ia dapat. Seperti spons yang menyerap air.
Wa'llahualam bi showab
Menthok itu masih kecil-kecil. Kebetulan hari itu cukup panas, hingga menthok-menthok merasa kehausan. Di tengah tanah lapang itu ada cekungan kecil yang berisi air. Dasarnya terbuat dari semen. Mungkin memang di situlah tempat minum menthok-menthok itu. Dengan bersemangat, menthok-menthok itu menghirup air dengan paruhnya...kemudian mendongak tinggi-tinggi supaya air segera membasahi tenggorokan yang kering kehausan.
Melihat kejadian itu, sekonyong-konyong, Mirza mengkuti gerakan menthok yang mendongak tinggi-tinggi.
Subhanallah.....begitu cepatnya anak-anak merespon sesuatu yang ia lihat, dan ia dengar. Sepulang dari sana pun, ketika kami tanya. "Za, pripun wau menthoke le mimik?". Maka, Mirza segera mendongakkan kepalanya tinggi-tinggi sambil tersenyum lebar.
Cukup banyak kejadian yang menyatakan begitu cepatnya anak-anak menyerap ilmu yang ia dapat. Seperti spons yang menyerap air.
Wa'llahualam bi showab
Minggu, 21 Agustus 2011
Tebar Zakat di Sekolah
Salah satu bagian dari kegiatan Ramadhan di SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya adalah TEBAR ZAKAT .
Zakat merupakan bentuk kepedulian sosial kita kepada masyarakat sekitar. Walaupun masih bayi, asalkan ia Islam, juga harus dipenuhi zakatnya.
Anak-anak di SDI LH bersama-sama belajar berzakat dengan langsung memberikannya kepada masyarakat sekitar yang telah mendapatkan kupon pengambilan di hari sebelumnya.
Tuh lihat, ada Rizki Vesna, dan Deden (3c) yang sedang sibuk siap-siap menyebarkan zakat.
Rame kan?
Nah, inilah salah satu panitianya. Seksi sibuk sekali. Ustadzah Saroh Patonah. Hehehe....
Taman Kunang-Kunang
Satu lagi.... Tempat wisata keluarga gratis di Surabaya. Tepatnya di sebelah utara Rumah Susun Penjaringan Sari. Di sana terdapat satu tempat rekreasi yang cukup menarik, yang namanya Taman Kunang-Kunang.
Dinamakan Taman Kunang-Kunang karena di tengah lokasi taman, terdapat banyak lampu yang dibentuk seperti kunang-kunang yang sedang terbang.
Di sana ada beberapa mainan anak. Ada ayunan, surutan, dll.
Hahaha.....Za nggak mau naik ayunan. Sukanya main surutan.
Ada juga lapangan basket, indoor dan outdoor.
Pas sepi nih..Mirza bisa lari-lari.
Ada kamar mandi putra dan putri juga lho.
Kamis, 18 Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)