Tampilkan postingan dengan label Koleksiku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Koleksiku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 September 2011

Liburan Lebaran di Mbah Yut dan Menangkap Lele

Liburan lebaran tahun ini, Alhamdulillah kami bisa berlebaran ke rumah mbah yut yang di Salatiga. Mirza senang sekali di sana. Karena rumahnya luas, dan banyak hal baru yang bisa dipelajari di sana. Saya juga merasa nyaman. Karena banyak sekali saudara yang sayang Mirza. Jadi lumayan agak santai kesehariannya. Lagi pula tidak perlu masak. Kan sudah ada makanan banyak. Ya paling tinggal meyesuaikan lidahnya suami yang doyan sambal. Di Mbah yut jarang sekali ada sambal. Kebetulan pula, lebaran kali ini mbah yut menyembelih seekor kambing. 

di rumah Mbah Yut punya banyak lele. Lele memang khusus disediakan untuk di masak jika lebaran tiba. Dan inilah aksi Mirza ketika ada lele.



Kayaknya sih kalo Mirza menikmati saja. Tapi, kami yang liat...dag dig dug der. Kalo-kalo kena patil/siripnya yang tajam.
Cara menangkapnyapun kayaknya juga dah faham. yang dipegang dekat kepalanya. bukan bagian ekor.


 Kena!!!!
Sayangnya gambarnya agak mbayang.

Sabtu, 16 April 2011

Bu Guru

Bu guru
kata ibu
kau mau ajariku berbagai ilmu
tapi yang ku tahu
kok hanya itu-itu

bu guru
kata bapak
kau mau ajariku menapak
dalam hidup yang berjejak
tapi, kenapa kau belum tampak

bu guru
kata eyang
kau mau ajariku sembayang
agar hidup akhiratku tenang
tapi, kenapa kau tak kunjung datang

halah...
bu guru terlambat lagi....
kemarin
hari ini
besok lagi?

Apalah Aku

Katamu
aku adalah hujan
yang meluluhkan awan

bukan
aku bukan hujan

katamu
aku adalah petir
yang memberi rasa khawatir

bukan
aku bukan petir

katamu
aku adalah api
yang melalap kayu dan besi

bukan
aku bukan api

aku hanya pasir
yang ingin menggenapkan pesisir
dalam hatimu yang berdesir

sobat
aku hanya pasir
yang ingin genapkan pesisir

Selasa, 22 Maret 2011

Merah Saga

Fajar pun senja


Dua ciptaan yang serupa

Namun berpunggungan


Fajar pun senja

Ia siratkan makna hidup

Yang Ia rahasiakan

Dalam gurat-gurat kesejukan


Fajar pun senja

Terlukis semantap merah saga

Seakan-akan Ia berpesan

“Inilah episode baru,

agar kau perbaiki khilafmu”


fajar pun senja

Sebuah kesempurnaan ciptaan

Yang harus kita langkahi

Dengan kesempurnaan pikiran dan hati

Rabu, 02 Maret 2011

MODEL-MODEL DISIPLIN DALAM MENDIDIK ANAK



Didiklah anak-anakmu dengan baik,  karena mereka akan hidup bukan pada jaman kita sekarang ini. ( Al Hadist ) 

Menerapkan disiplin dalam mendidik anak di sekolah sangat tergantung kepada hubungan yang dilakukan guru terhadap anak. Bila hubungan yang dilakukan guru terhadap anak cukup baik, maka Insya Allah anak memiliki disiplin yang baik. Demikian sebaliknya, jika jalinan hubungan antara guru dan anak kurang baik, anak akan memiliki disiplin yang kurang baik
Model-Model Disiplin:
  1. Model serba membolehkan ( Permisif )
Penyebab guru melakukan disiplin model ini diantaranya karena : 
Guru merasa bersalah dan merasa tidak enak pada anak, hal ini disebabkan karena guru  merasa bukan anak sendiri atau ada ortu yang  lebih bertanggung jawab.
 
Ada ketidaksempurnaan pada anak, mungkin karena ayah meninggal, atau terjadi sesuatu yang salah pada anak (pola asuh), sehingga guru merasa tidak tega.

Perasaan bersalah atau tidak enak ini menyebabkan guru tidak memberikan peraturan-peraturan atau batasan-batasan kepada anak, karena dikhawatirkan peraturan itu akan memberatkan atau membebani anak.
Jika anak dididik dengan cara serba membolehkan, cenderung :
}Kurang memiliki rasa tanggung jawab
}Tidak mampu mengontrol emosinya
}Tidak mampu berkonsentrasi untuk belajar
}Sering menjadi pengganggu atau pengacau karena tidak mengenal aturan-aturan. 
}Kontrol anak lebih besar dibandingkan dengan guru, jadi guru bisa dengan mudah dikendalikan oleh anak.
 

2. Model Miskomunikasi
Mendidik anak dengan model misskomunikasi disebabkan oleh :
Guru tidak mau repot-repot berurusan dengan anak. Karena guru banyak tugas, sehingga ortu tidak dapat berhubungan dan berkomunikasi yang baik dengan anak. Akhirnya guru tidak peduli dengan anak, dan anak tidak mendapat perhatian.
 
Ada komunikasi tetapi komunikasi yang dilakukan dalam situasi negatif, sehingga guru tidak bisa berkomuniasi positif dengan anaknya.
 
Dalam mendidik anak dengan cara miskomunikasi ; ketika anak menginginkan sesuatu, anak memintanya dengan cara marah atau ngambek kepada guru. Guru tidak mau banyak urusan dengan anak, akhirnya guru memenuhi apa yang diinginkan anaknya. Maka dalam hal ini terjadi misskomunikasi.
}Kadang guru tidak konsisten. Misalnya ; guru mengatakan, “ Bila kalian tidak fokus, ustad /ustadzah akan berhenti menjelaskan / diam !”, Anak tidak juga fokus, tetapi ustad /ustadzah tidak juga diam /tetap menjelaskan. Disini guru tidak konsisten, akhirnya anak mempunyai kontrol yang lebih besar. 
Ungkapan-ungkapan misskomunikasi yang sering digunakan ortu saat anak ngambek, nangis atau marah :
}Sudah jangan ramai, nanti yang sudah selesai boleh bermain di luar kelas.
}Kalau kamu bagus, kamu akan mendapatkan hadiah dari ustadzah / ustad! dll 
Ungkapan itu dimaksudkan untuk menghindari permasalahan, namun komunikasi tersebut bukan komunikasi yang tepat dengan anak.
 
3. Model Perubahan Tingkah laku
}Model disiplin ini tercermin dari banyaknya campur tangan guru terhadap anak.
}Guru biasanya mengatur anak sampai hal-hal yang terkecil. Segala sesuatu yang diperlukan anak telah diatur oleh guru. Jadi anak secara total dikendalikan guru.
 
Penyebab :
}Guru takut kehilangan pengaruh
}Guru berpikir, anak tidak bisa melakukan sesuatu kecuali dengan mengarahkannya terus-menerus
}Guru menganggap bahwa anak tidak mampu/tidak bisa.
   Akibatnya :
}Anak tidak bisa mengembangkan dirinya
}Anak melakukan sesuatu bukan karena dorongan dalam dirinya, tetapi karena pengaruh guru.


Dalam mengarahkan anak, guru biasanya memberikan imbalan-imbalan :
“ Bila kamu melakukan ini, kamu akan mendapatkan ini”.
“ Bila kamu berhasil melakukan itu, kamu akan mendapatkan itu”. Dsb.
}Mungkin anak akan bersikap sopan dan baik bila menginginkan sesuatu. Atau mungkin akan bersikap sopan bila ada gurunya, sedangkan dibelakang gurunya sikap anak akan berubah lagi.
}Situasi ini tidak baik, karena jika berlanjut sampai dewasa, dia akan melakukan sesuatu bukan karena dorongan dalam diri, tapi karena pamrih.
4. Model Assertif 
}Dalam model disiplin ini, semua kontrol datangnya dari guru, guru takut kehilangan kontrolnya.
}Biasanya dilakukan dengan paksaan-paksaan, baik secara halus atau bila perlu dengan menggunakan kekerasan fisik atau campur tangan secara fisik.
Guru memaksakan suatu aturan kepada anak, tidak dengan cara memberikan penjelasan dengan alasan-alasan pembenarnya, sehingga guru bisa merubah-rubah aturan setiap hari sesuai kehendaknya.
Akibatnya :
}Anak tidak akan tahu apa-apa
}Anak tidak akan mencintai sekolahnya atau keluarganya
}Akan terbangun kebencian, memberontak atau mungkin ketakutan.
Situasi seperti ini mengakibatkan anak dalam melakukan sesuatu dengan tidak benar.
 
  Guru memaksakan suatu aturan kepada anak, tidak dengan cara memberikan penjelasan dengan alasan-alasan pembenarnya, sehingga guru bisa merubah-rubah aturan setiap hari sesuai kehendaknya.
Akibatnya :
}Anak tidak akan tahu apa-apa
}Anak tidak akan mencintai sekolahnya atau keluarganya
}Akan terbangun kebencian, memberontak atau mungkin ketakutan.
Situasi seperti ini mengakibatkan anak dalam melakukan sesuatu dengan tidak benar.
5. Model Disiplin Sosial 
}Dalam model ini, anak dikenalkan  dengan aturan-aturan. Guru memberikan penjelasan kepada anak tentang aturan-aturan dengan alasan-alasannnya, sehingga anak-anak mengetahui kenapa aturan itu harus dilaksanakan.
}Dalam menyampaikan aturan-aturan, guru melakukan komunikasi timbal-balik dengan anak.
}
}Guru memberikan contoh dan secara konsisten melaksanakan aturan-aturan yang telah disampaikan pada anak, sehingga anak mengetahui bahwa guru juga secara konsisten melaksanakan aturan itu.
Dalam model disiplin sosial ini:
}
}Aturan-aturan dilaksanakn secara konsisten, adil, dan bersma-sama antara guru dan anak. Pada akhirnya anak akan tahu bahwa aturan ini dilaksanakan untuk keamanan dirinya.
}Pengaruh atau kontrol guru dan anak sama besarnya, peran guru dalam hal ini adalah membimbing anak.
}Guru mengajak anak untuk mengontrol dirinya dan bukan guru yang selalu mengontrolnya.

Akibatnya :
 
   
}Anak memiliki kontrol diri yang baik
}Anak mempunyai kepercayaan diri
}Merasa sangat disayang dan diperhatikan orang tuanya
}Membuat anak menjadi kuat dan siap belajar

 
}Dalam disiplin sosial guru tidak boleh menyalahkan dan menjatuhkan mental anak.
}Tetapi guru lebih banyak mempertanyakan pada anak : “kenapa hal itu dilakukan ?”, Apa akibatnya bila hal itu dilakukan ?, dsb.
Dengan cara ini anak diajak untuk berfikir dan mengambil keputusan sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya.
 
 

Senin, 21 Februari 2011

Reduplikasi dalam Bahasa Indonesia

A.    Pendahuluan

1.      Latar Belakang Masalah
Pembahasan tentang segala hal yang berhubungan dengan kebahasaan terutama bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional di negara kita, telah dibahas dari saat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Banyak orang menyatakan bahwa bahasa Indonesia itu gampang-gampang sulit. Gampang, karena sering kita menggunakannya, tetapi sulit ketika berhubungan dengan cabang-cabang linguistik, EYD sampai dengan permasalahan sastranya.
Terkait dengan cabang linguistik dalam bahasa Indonesia, kita mengenal dari fonologi (linguistik yang lebih mengerucut pada bunyinya), semantic (linguistik yang lebih lekat dengan pemaknaannya), leksikologi (ilmu leksikon), sintaksis (tata susunan kata), dan morfologi (leksikologi yang mengkaji lebih dalam tentang bentuk kata dan pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata).
Tidak seperti dalam bahasa Inggris, bahasa Indonesia dikatakan lebih rumit[1] daripada bahasa internasional tersebut. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal tentang kata ulang atau istilah kerennya reduplikasi. Hal ini tidak kita kenal dalam bahasa Inggris, tapi akan lebih dekat dengan bahasa Jawa yang juga mengenal tentang adanya proses morfologi ini. Jika dikaji lebih mendalam sangatlah unik memang. Tapi kita tidak akan banyak menkaji hubungan kata ulang dalam bahasa Inonesia dan bahasa Jawa, walau hal ini sangatlah berkaitan erat.

2.      Fokus Permasalahan
a.       Bagaimanakah kata ulang yang ada dalam bahasa Indonesia dilihat dari bentuknya?
b.      Bagaimanakah ciri makna kata ulang dalam bahsa Indonesia?
c.       Bagaimana proses morfologis kata ulang (khususnya yang berafiks) dalam bahasa Indonesia?
3.      Kajian Teori
Kata berulang / reduplikasi adalah kata jadian yang dibentuk dengan proses pengulangan atau kata yang dibentuk melalui proses pengulangan dengan bertumpukan pada bentuk dasar.

B.     Pembahasan

1.      Ciri Bentuk Kata Ulang dalam Bahasa Indonesia
Ada beberapa bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia, antara lain :
ü  Perulangan seluruh / penuh
Bentuk perulangan ini terjadi bukan hanya pada bentuk dasar tunggal saja, tetapi juga dalam bentuk dasar kompleks. Seperti dengan penamaannya, perulangan ini sepenuhnya diulang.
Perulangan ini juga sering disebut dengan dwilingga,  yang dimaksudkan bahwa lingga adalah bentuk dasar dari kata.
Contohnya :
                        ~ Perulangan bentuk dasar tunggal :
¤        Gelas                        Þ gelas-gelas
¤        Selimut                     Þ selimut-selimut
~ Perulangan bentuk dasar kompleks :
¤        Pertanyaan               Þ pertanyaan-pertanyaan
¤        Pelajaran                   Þ pelajaran – pelajaran
¤        Mesin ketik              Þ mesin ketik – mesin ketik
¤        Objek Wisata           Þ objek wisata – objek wisata

ü  Perulangan sebagian / parsial
Berbeda dengan perulangan penuh, perulangan sebagian atau parsial ini hanya sebagian dari kata dasarnya saja yang diulang. Pengulangannyapun cukup unik, karena ada yang diulang bagian awalnya dan ada yang bagian akhirnya.
Perulangan parsial pada bagian awal kadang pula disebut dengan dwipurwa,  karena purwo dalam bahasa Jawa diartikan sebagai awal atau pertama. Jadi, dwipurwo adalah perulangan dua dari awalanya. Sedangkan perulangan pada bagian akhir disebut dengan dwiwasana.
Contohnya :
~ Perulangan parsial bagian awal :
¤        Tangga                     Þ tetangga
¤        Laki                          Þ lelaki
¤        Tapi                          Þ tetapi
¤        Tamu                        Þ tetamu
~ Perulangan parsial bagian akhir :
¤        Pertama                    Þ pertama-tama
¤        Segala                       Þ segala-gala
¤        Semua                      Þ semua-mua
¤        Terngiang                 Þ terngiang-ngiang

ü  Perulangan berafiks
Perulangan ini terjadi pada kata dasar yang mendapatkan imbuhan sebelum ataupun sesudah mendapatkan proses reduplikasi. Bahkan proses afiksasi dapat pula terjadi sebelum dan sesudah adanya reduplikasi dari kata dasarnya.
                        Contohnya :
                        ~ Reduplikasi berafiks (afiksasi, reduplikasi)
¤        Baca                         Þ membaca                Þ membaca-baca
¤        Teringat        Þ teringat                   Þ teringat-ingat         
                        ~ Reduplikasi berafiks (reduplikasi, afiksasi)
¤        Tinggi                       Þ tinggi-tinggi           Þ setinggi-tingginya
¤        Indah                        Þ indah-indah            Þ seindah-indahnya
¤        Pintar                        Þ pintar-pintar           Þ sepintar-pintarnya
ü  Perulangan dengan variasi fonem
Pada perulangan dengan variasi fonem ini terbagi lagi menjadi variasi fonem vokal dan variasi konsonan.
Variasi fonem vokal jika dalam bahasa Jawa disebut dengan dwilingga salin swara.
                        Contohnya :
                        ~ Perulangan variasi fonem vokal :
¤                 Lika-liku
¤           Kasak-kusuk
¤           Bolak-balik
¤           Basa-basi
~ Perulangan variasi fonem konsonan :
¤           Ramah-tamah
¤           Sayur-mayur
¤           Lauk-pauk
¤           Hingar – bingar


2.      Ciri Makna Kata Ulang dalam Bahasa Indonesia

3.   Proses Morfologis Kata Ulang Berafiks dalam Bahasa Indonesia

C.    Simpulan


D.    Daftar Pustaka

Santoso, Joko. 2004. Buku Pegangan Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Santoso, Joko. 2005. Hand out : Pekuliahan Morfologi Bahasa Indonesia.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudaryanto. 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Tim Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Wiharjo, Wiwied. 2003. Lembar Kerja Siswa Melati: Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Aditama.


[1] Lihat Santoso, Joko. 2004. Buku Pegangan Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, hlm.1

Minggu, 20 Februari 2011

Silabus SMP


SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 09            : (Mendengarkan) Memahami isi pidato/khotbah/ceramah

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
09.1
Menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar
Pidato

·   Mendengarkan pidato

·   Mendiskusikan hal-hal pokok dalam pidato

·   Menyimpulkan pidato dalam beberapa kalimat
o  Mampu menemukan hal-hal pokok dalam pidato
o  Mampu menyimpulkan pesan pidato
Tes tulis
Tes uraian
Tulislah hal-hal pokok dari pidato yang kamu dengar!

Simpulkan pesan pidato yang kamu dengar ke dalam beberapa kalimat!
2 x 40 menit
Rekaman pidato

SILABUS
Sekolah                       : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran             : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester            : IX/2
Standar Kompetensi 09 : (Mendengarkan) Memahami isi pidato/khotbah/ceramah

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
09.2
Memberi komentar tentang isi pidato
Pidato

·         Mendengarkan pidato

·         Mencermati simpulan pidato yang telah dibuat

·         Berdiskusi untuk menentukan isi pidato

·         Memberi komentar tentang isi pidato dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun


o   Mampu menentukan isi pidato
o   Mampu memberi komentar dengan alasan logis dan bahasa yang santun tentang pidato
Observasi
Lembar observasi
·   Penentuan isi : tepat/kurang tepat/tidak tepat

·   Komentar tentang isi pidato. Alasan : logis/kurang/ tidak logis Bahasa : santun/ kurang/tidak santun
2 x 40’
Rekaman pidato

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 10            : (Berbicara) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
10.1
Berpidato/ berceramah/
berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas
Pidato

·      Mengamati dan mencermati pidato

·      Berdiskusi untuk menyusun garis besar kerangka pidato dengan topik lain

·      Mengembangkan kerangka pidato

·      Berlatih berpidato

·      Melaksanakan kegiatan pidato dengan tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas

o   Mampu menyusun garis besar kerangka pidato

o   Mampu berpidato dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume yang jelas
Tes unjuk kerja
Uji petik kerja produk
·      Susunlah garis besar kerangka pidato dengan topik tertentu!

·      Berpidatolah dengan intonasi yang tepat, serta artikulasi dan volume suara yang jelas!
2 x 40 menit
Acara perhelatan

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 10            : (Berbicara) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
10.2
Menerapkan prinsip-prinsip diskusi
Diskusi

·      Mengamati diskusi yang diperankan oleh narasumber (menonton tayangan diskusi)

·      Bertanya jawab untuk menyimpulkan mekanisme diskusi

·      Menyimpulkan prinsip-prinsip diskusi

·      Menerapkan prinsip-prinsip diskusi dalam diskusi kelas yang membahas pidato tentang lingkungan sekolah
oMampu menyimpulkan mekanisme diskusi


oMampu menyimpulkan prinsip-prinsip diskusi

oMampu menerapkan prinsip-prinsip diskusi dalam diskusi kelas
Observasi
Lembar observasi
· Penyimpulan mekanisme diskusi : tepat/kurang/ tidak tepat

· Penyimpulan prinsip-prinsip diskusi

· Penerapan prinsip-prinsip diskusi
2 x 40’
Lingkungan nara sumber/
rekaman diskusi

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 11            : (Membaca) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instruman
Contoh Instruman
11.1
Menemukan gagasan dari beberapa artikel dan buku melalui kegiatan membaca ekstensif.
Gagasan dalam wacana

Cara pengutipan
·      Membaca artikel dan buku untuk menemukan berbagai ggasan yang terdapat di dalamnya

·      Membaca artikel dan/atau buku dengan cara mengutip pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalamnya dan memanfaatkannya dalam penulisan karya ilmiah
o  Menemukan gagasan dari artikel

o  Menemukan gagasan dari buku

o  Mengutip pernyatan dari artikel atau buku sebagai referensi dalam penulisan karya tulis
Tes tulis





Tes tulis
Tes uraian





Tes uraian
·      Tunjukkan gagasan penulis yang terdapat di dalam suatu artukel/buku!

·      Tulislah sebuah paragraf mengenai .....yang berisi kutipan/pendapat dari seorang ahli!
2 x 40 menit
Wacana dalam artikel dan/atau buku.

Buku teks



SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 11            : (Membaca) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instruman
Contoh Instruman
11.2
mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan membaca intensif.
Grafik, tabel, atau bagan





·      Membaca insentif grafik/tabel/bagan.


·      Berdiskusi untuk menentukan isi grafik/tabel/bagan

·      Memaparkan isi grafik/tabel/bagan ke dalam beberapa kalimat



o   Mengidentifikasi isi grafik, tabel, atau bagan

o   Memaparkan isi grafik, tabel, atau bagan ke dalam beberapa kalimat.
Tes tulis






Tes uraian





·Identifikasilah isi grafik, tabel, atau bagan berikut ini!

·Ubahlah sajian grafik/tabel/ bagan berikut ini ke dalam beberapa kalimat!

·Sampaikan saran secara lisan perkelompok.
4 x 40 menit
Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 11            : (Membaca) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
11.3
Menyimpulkan gagasan utama suatu teks dengan membaca cepat 200 kata per menit
Teks bacaan yang terdiri atas 200 kata atau kelipatannya




·      Menyiapkan stopwatch dan teks bacaan yang terdiri atas 200 kata atau kelipatannya.

·      Secara berpasangan siswa bergantian membaca teks bacaan dan yang lain mengukur kecepatan membacanya.

·      Menjawab pertanyaan bacaan yang sudah disiapkan.

·      Menyimpulkan gagasan utama bacaan.





o   Mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan teman.

o   Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%

o   Mampu menyimpulkan gagasan utama suatu teks
Tes tulis






Tes uraian





·      Ukurlah kecepatan membaca temanmu!

·      Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

·      Apakah gagasan utama bacaan?
2 x 40’
Stopwatch
Bacaan umum
Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 12 : (Menulis) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
12.1
Menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagi sumber
Karya tulis




·      Mengamati dan mencermati karya tulis
·      Berdiskusi untuk menentukan sistematika karya tulis
·      Menentukan sebuah topik untuk karya tulis.
·      Menyusun kerangka karya tulis.
·      Menemukan sumber-sumber untuk bahan penulisan karya tulis.
·      Menyusun karya tulis dengan sistematika yang baik
·      Menyunting karya tulis
·      Menyimpulkan saran-saran yang disampaikan
o  Mampu menentukan sistematika karya tulis.
o  Mampu menuliskan catatan pustaka san daftar pustaka sebagai rujukan
o  Mampu menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber.
o  Mampu menyunting karya tulis.




penugasan









portofolio
Tugas kelompok








Dokumen teks pidato siswa (draf 1) dan sudah diperbaiki berdasarkan masukan teman dan/guru
·      Susunlah suatu karya tulis dengan topik “pendidikan di suatu sekolah”buatlah catatan pustaka dan daftar pustaka yang merujuk pada sumber-sumber referensi yang kamu gunakan! Waktu: 1 minggu
4 x 40’
Buku-buku untuk panduan penulisan karya tulis.
Lingkungan alam sekitar.
Buku referensi
Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 12 : (Menulis) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
12.2
Menulis teks pidato/ ceramah/ khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif
Teks pidato/ ceramah/ khotbah

·      Mencermati teks pidato/ceramah/ khotbah
·      Berdiskusi untuk menentukan sistematika pidato/ceramah/ khotbah
·      Menentukan tema pidato/ceramah/ khotbah yang akan disampaikan
·      Menyususn kerangka pidato
·      Mengembangkan kerangka pidato menjadi pidato dengan sistematika yang baik dan bahasa yang efektif
·      Menyunting pidato 
o Mampu menentukan tema pidato/ceramah/ khotbah
o Mampu menyusun kerangka pidato/ceramah/ khotbah
o Mampu mengembangkan kerangka menjadi teks pidato/ceramah/ khotbah dengan memperhatikan sistematika yang baik
o Mampu menyunting teks pidato/ceramah/ khotbah yang ditulisnya


Tes unjuk kerja


portofolio









Uji petik kerja prosedur dan produk

Dokumen teks pidato siswa (draf 1) dan yang sudah diperbaiki berdasarkan masukan teman





·      Susunlah teks pidato/ ceramah/ khotbah melalui langkah-langkah menentukan tema, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka menjadi teks dengan sistematika yang baik, dan menyuntingnya pada tahap akhir!
4 x 40’
Buku-buku pidato/ ceramah/khotbah

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 12 : (Menulis) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
12.3
Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah
Surat pembaca

·      Membaca dan mencermati surat pembaca yang diambil dari media cetak
·      Berdiskusi untuk menentukan hal-hal pokok yang harus ada dalam surat pembaca
·      Mengamati lingkungan sekolah untuk menentukan permasalahan/usul/sarana yang akan disampaikan dalam surat pembaca
·      Menulis surat pembaca
·      Menyunting surat pembaca
·      Memilih tiga surat pembaca terbaik untuk ditempel di majalah dinding sekolah
o  Mampu menentukan hal-hal pokok dalam surat pembaca
o  Mampu menentukan permasalahan/ usulan/saran  yang akan disampaikan dalam surat pembaca
o  Mampu menulis surat pembaca
o  Mampu menyunting surat pembaca
Tes tulis

portofolio








Tes uraian

Dokumen cerpen siswa (draf 1) dan yang sudah diperbaiki berdasarkan masukan teman dan/atau guru





·      Sebutkan hal-hal pokok yang harus ada dalam surat pembaca!
·      Tulislah surat pembaca yang berisi permasalahan/ usulan/saran yang berhubungan dengan lingkungan sekolah!
·      Suntinglah surat pembaca yang sudah kamu tulis!
4 x 40’
Buku-buku pidato/ ceramah/khotbah

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 13 : (Mendengarkan ) Memahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/synopsis novel

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
13.1
menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan
Tokoh-tokoh dalam novel

·      Mendengarkan pembacaan kutipan novel

·      Menentukan tokoh-tokoh yang terdapat di dalam kutipan suatu novel

·      Menentukan sifat/watak tokoh
o  Mampu menenukan tokoh-tokoh

o  Mampu menentukan sifat tokoh dengan alasan yang meyakinkan
Tes tulis









Tes uraian







·      Siapa yang dapat dipandang tokoh sentral dan tokoh antagonis yang terdapat di dalam rekaman?

·      Bagaimanakah watak/sifat tokoh-tokoh yang terdapat di dalam rekaman kutipan novel?
2 x 40’
Rekaman kutipan novel/ roman

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 13 : (Mendengarkan) Memahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/synopsis novel

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
13.2
menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan
Sinopsis novel

·      Mendengarkan pembacaan sinopsis novel

·      Berdiskusi untuk menentukan tahap-tahap alur

·      Mengidentifikasi peristiwa berdasarkan alurnya
o  Mampu menenukan tahap-tahap alur

o  Mampu mengidentifikasi peristiwa dari sinopsis yang didengar berdasarkan alurnya
Tes tulis









Tes uraian







·      Bagaimanakah tahap-tahap alur yang terdapat dalam sinopsis novel X?

·      Identifikasilah peristiwa apa saja yan gterjadi dalam novel X berdasarkan alurnya!
2 x 40’
Rekaman sinopsis novel

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 14 : (Berbicara) Mengungkapkan tanggapan terhadap pementasan drama

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
14.1
Membahas pementasan drama yang naskahnya ditulis siswa.
Pementasan drama.

·      Berdiskusi untuk menentukan hal-hal yang akan dibahas dalam pementasan drama berdasarkan naskah drama yang ditulis oleh siswa.

·      Menonton pementasan drama.

·      Membahas pementasan drama.
o  Mampu menentukan hal-hal yang akan dibahas terkait dengan pementasan drama.

o  Mampu membahas pementasan drama melalui kegiatan diskusi.


observasi









Lembar observasi





·      Penentuan hal-hal yang dibahas dalam pementasan drama : tepat/kurang tepat/tidak tepat.

·      Pembahasan pementasan drama.

·      Tata busana : baik/kurang.
4 x 40’
Drama

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 14 : (Berbicara) Mengungkapkan tanggapan terhadap pementasan drama

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
14.2
Menilai pementasan drama yang dilakukan siswa
Pementasan drama

·      Berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur yang dinilai dalam pementasan drama

·      Menyususn rubrik penilaian

·      Menonton pementasan drama yang dilakukan oleh siswa

·       Melakukan penilaian pementasan drama berdasarkan rubrik penilaian yang telah disepakati bersama
o  Mampu menentukan unsur-unsur yang akan dinilai

o  Mampu menilai pementasan drama melalui kegiatan diskusi

Observasi





Tes unjuk kerja






Lembar observasi




Uji petik kerja


·      Penentuan unsur-unsur yang akan dinilai dalam pementasan drama lengkap/ kurang.

·      Penghayatan tokoh X : baik/kurang
2 x 40’
Lingkungan

Drama

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 15 : (Membaca) Memahami novel dari berbagai angkatan

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
15.1
Mengidentifikasi kebiasaan, adat, etika, yang terdapat dalam novel angkatan 20-30an
Novel angkatan 20-30an

·      Membaca novel angkatan 20-30an

·      Berdiskusi untuk menentukan kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat di dalam novel

·      Mengaitkan isi novel dengan kehidupan nyata masa kini
o  Mampu mendata kebiasaan, adat, etika yang terdapat dalam novel

o  Mampu mengaitkan isi novel dengan kehidupan masa kini
Penugasan







Tugas rumah




·      Bacalah novel X dari angkatan 20-30an!

·      Tunjukkan kebiasaan, adat, dan bentuk-bentuk etika yang terdapat di dalam novel X!

·      Bagaimanakah keterkaitan isi novel dengan kehidupan nyata sekarang?

4 x 40’
Novel

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 15 : (Membaca) Memahami novel dari berbagai angkatan

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
15.2
membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an
Novel angkatan 20-30an

·      Membaca novel angkatan 20-30an

·      Mengidentifikasi karakteristik novel angkatan 20-30an

·      Mengidentifikasi karakteristik novel masa kini yang pernah dibaca

·      Membandingkan karakteristik novel angakatan 20-30an dengan novel masa kini
o  Mampu mengidentifikasi karakteristik novel angkatan 20-30an

o  Mampu membandingkan karakteristik novel angkatan 20an dengan novel masa kini
Penugasan







Tugas rumah




·      Bacalah novel X dari angkatan 20-30an!

·      Identifikasikanlah karakteristik novel itu!

·      Bandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an dengan novel mas kini yang pernah kamu baca!
2 x 40’
Novel

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 15 : (Membaca) Memahami novel dari berbagai angkatan

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
15.2
membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an
Novel angkatan 20-30an

·      Membaca novel angkatan 20-30an

·      Mengidentifikasi karakteristik novel angkatan 20-30an

·      Mengidentifikasi karakteristik novel masa kini yang pernah dibaca

·      Membandingkan karakteristik novel angakatan 20-30an dengan novel masa kini
o  Mampu mengidentifikasi karakteristik novel angkatan 20-30an

o  Mampu membandingkan karakteristik novel angkatan 20an dengan novel masa kini
Penugasan







Tugas rumah




·      Bacalah novel X dari angkatan 20-30an!

·      Identifikasikanlah karakteristik novel itu!

·      Bandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an dengan novel mas kini yang pernah kamu baca!
2 x 40’
Novel

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 16 : (Menulis) Menulis naskah drama

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instruman
16.1
Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca
Naskah drama

·      Membaca mengidentifikasi perbedaan gaya penulisan cerpen dan drama
·      Berdiskusi untuk mengidentifikasi perbedaan cerpen dan drama
·      Mengidentifikasi pokok-pokok cerita dalam cerpen
·      Mengubah cerpen menjadi naskah drama dengan memperhatikan pokok-pokok cerita
·      Menyunting naskah drama yang ditulisnya
o  Mampu mengidentifikasi perbedaan gaya penulisan cerpen dan drama
o  Mampu mengidentifikasi pokok-pokok cerita dalam cerpen
o  Mampu menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang dibaca
o  Mampu menyunting naskah drama
Penugasan







Tugas rumah




·      Susunlah suatu naskah drama berdasarkan cerita pendek X yang sudah kamu baca, kemudian suntingkanlah naskah drama itu!
4 x 40’
Cerpen 

Buku teks

SILABUS
Sekolah                                   : SMPN 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester                        : IX/2
Standar Kompetensi 16 : (Menulis) Menulis naskah drama

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
16.2
Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata
Naskah drama

·    Membaca naskah drama
·    Berdiskusi untuk menentukan sistematika dan unsur drama
·    Mengidentifikasi peristiwa yang ada di sekitar siswa/dialami siswa
·    Menyusun peristiwa untuk drama (1 babak)
·    Mengembangkan urutan peristiwa menjadi naskah drama satu babak dengan memperhatikan sistematika dan unsur drama
·    Menyunting naskah drama
o  Mampu memilih peristiwa nyata yang akan didramakan
o  Mampu menyusun urutan peristiwa untuk satu babak
o  Mampu mengembangkan urutan peristiwa menjadi naskah drama satu babak
o  Mampu menyunting naskah drama
Penugasan




Portofolio


Tugas kelompok



Dokumen naskah drama ditulis siswa dan yang sudah diperbaiki berdasarkan masuka teman/guru
·  Tulislah naskah drama berdasarkan peristiwa nyata yang ada di sekitarmu/kamu alami dengan langkah-langkah: pilihlah satu peristiwa nyata, susunlah urutan peristiwa untuk satu babak, kembangkan urutan peristiwa itu menjadi naskah drama 1 babak, kemudian suntinglah naskah itu! Waktu : 2 minggu
8 x 40’
Lingkungan  

Buku teks