Kamis, 24 Januari 2019

Lugas Sahabatku Selamanya

Suatu malam, setelah dari Yogyakarta, aku menginap di rumah Lugas. Aku sangat senang menginap di sana. Dia adalah sahabatku. 


Keesokan harinya, aku dan Lugas diminta sama Om Gepy untuk menggambar daun. Aku meminjam pensil warna-warni milik Lugas. Aku dan Lugas menggambar daun-daun yang kami lihat di sekeliling. 
Mulanya, aku pergi ke papringan, tapi di sana terlalu banyak nyamuk sehingga mengganggu konsentrasi menggambarku. 
Aku terkejut ketika melihat daunnya Lugas yang seperti kecoak. Ketika aku mentertawakan Lugas daunnya seperti kecoak, Lugas pun ikut tertawa.
Ini gambar kecoaknya Lugas, eh daun maksudku. 😅
Kemudian, Lugas menggambar sehelai daun yang mirip dengan lemon. Dia juga membuat beberapa daun lain. Lagi-lagi seperti lemon.
Sedangkan aku menggambar daun talas.
Setelah beberapa lama menggambar daun kami mulai bosan. Kami akhirnya bermain lumpur. Lumpur itu kami timbang dengan timbangan dapur. Lugas dan aku membuat seperti makanan dari lumpur dan dedaunan. 😆

Saat bermain lumpur, di sana agak gerimis. Kami kira akan hujan. Kami sudah mempersiapkan diri untuk hujan-hujanan, tapi hujannya tak kunjung datang. 
Akhirnya aku berfikir untuk main semprot-semprot saja. 
Maka, aku dan Lugas meminta izin untuk bermain air saja. 
Aku senang sekali bermain air dengan Lugas. Kami seperti bermain pedang-pedangan. 
Aku memasukkan selang ke dalam celana dari belakang. Aku jadi seperti ngompol.
😆😆😆


[Cerita oleh Mirza]
[Foto oleh Tante Puri] 😍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar atau memberi masukan, di sini!