Sabtu, 25 Februari 2012

Penyakit Bodoh Turunan (catatan kemirisan)

Sudah pernah dengar belum, ada penyakit baru yang namanya bodoh turunan? Bodoh ini bisa menyerang secara turun menurun dan bisa sampai 7 turunan.

Aku menemukannya di sini!
Di kota yang namanya Surabaya. Semoga, itu hanya terjadi di sini, atau di sebagian yang sangat kecil dari kota metropolitan ke dua di negeri ini.

Aku menemukannya di sini!
Saat si anak yang duduk termenung
tak mau mandi dan malas sekolah,
sang ibu hanya diam
Tak merayu, atau membujuknya.

Aku menemukannya lagi di sini!
Saat si anak ngompol di depan teras
dan ibu mengatakan 'bodoh!'
'pipis ndak mau bilang!'
hmmm...
sang ibu sedang menyebarkan virus bodoh pada anaknya!
Aku ta tahu, sebenarnya siapa yang bodoh?

Aku menemukan lagi dan lagi, di sini!
Saat anak bermain,
2 orang dewasa yg kuterka sebagai ayah dan kakek saling berkata
'tuh, kan!
Dia pura-pura main kereta...
padahal nyimur agar bisa nyempung di kolam'

Ah...
semoga hanya 3 kali ini aku menemukannya!
Aku tak ingin temukan lagi
Kalau 10 orang lagi ku temukan...
dan masing-masing punya 4 anak
penyakit bodoh keturunan ini berarti telah menjangkiti 40 orang lagi!
dan dalam waktu 1/4 abad kemudian
menjangkiti   160 orang lagi!
tambah meluaslah penyakit bodoh ini
bisa sengsara negeri kita!

*catatan kemirisan

Jumat, 13 Januari 2012

Narasumber : Daur Ulang

Pembelajaran IPA dan IPS tentang pemanfaatan dan pengelolaan barang bekas.
Acara dibuka oleh Ustadzah Faradian Istiqomah. Tuh..pembicaranya sudah datang dengan membawa berbagai macam barang hasil karyanya.
Setelah mengamati dengan baik, siswa mencoba membuat. Dibantu dengan ustadzah pendamping.
Siswa sedang asyik membuat karya dari bahan bekas.
Ini contoh dari narasumbernya...jadi....
Uhui....hampir jadi.
Siswa bergerombol mengamati cara yang dipraktikkan oleh narasumber.

Tak lupa...finishingnya....bersih-bersih.
Ini sebagian hasilnya. Belum jadi benar, tapi sudah cukup cantik, bukan?

Lomba Poster (Pembelajaran tentang Lingkungan IPA dan IPS kelas 3 SD)

Mulia Pratama (3C)

Zuhair Baheramsyah (3C)

M. Misbahun Nafis (3C)

Abdillah Dziban Zuhdi

Dzaky Rabbani

Add caption



Baksos (Pembelajaran tentang Kebutuhan Manusia dan Lingkungan)


Agenda Baksos
“Us, lihat ada Al Qur’an yang terbakar!”




Inilah salah satu yang terlihat di lokasi kebakaran daerah Bhaskara Sawah, Kelurahan Kali Sari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Sekitar  50 rumah penduduk yang mayoritas adalah pengepul  telah kehilangan tempat tinggalnya tepat 1 bulan yang lalu.
Berkenaan dengan hal tersebut, siswa kelas 3 SD Luqman Al Hakim yang berjumlah 91 siswa bersama dengan ustad dan ustadzah pendamping tergerak hatinya untuk memberikan sebagian rezkinya kepada para korban.  Sebagian besar yang disumbangkan berupa pakaian layak pakai, dan sembako. Namun, ada juga yang menyumbangkan mainan dan peralatan sekolah.
“Kami ke lokasi itu, selain untuk beramal juga untuk belajar. Kebetulan materi IPA dan IPS saat ini sangat mendukung kegiatan tersebut.” ujar Ustadzah Fara selaku koordinator kelas 3. “Di sana, kami mengamati kondisi lingkungan yang dipelajari di IPA (red. Lingkungan sehat dan tidak sehat) dan memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dipelajari di IPS.” lanjutnya.
Bantuan yang diterima kemudian disalurkan melalui PPAS (Pusat Pendidikan Anak Sholeh) Hidayatullah yang diwakili oleh Ustadz Zaldi.  Serah terima bantuan secara simbolik diberikan kepada 2 orang anak PPAS. Semoga bantuan yang tak seberapa ini dapat meringankan beban para korbannya, dan dapat menjadikan berkah bagi pemberinya.
Kegiatan ini didukung penuh oleh orangtua siswa. Dengan kerendahan hati, mereka meminjamkan 9 mobil untuk dapat membawa siswa ke area dekat lokasi sekaligus snack untuk siswa.
Setelah selesai kegiatan, siswa beristirahat di sekolah dan mengerjakan LK berdasarkan hasil pengamatan tadi.

Rabu, 21 September 2011

Air dan Garam

Apabila ada secangkir air putih, kemudian kita tambahkan satu sendok garam. Maka, setelah kita aduk, air putih segelas itu menjadi asin. Coba kalau air satu sendok itu kita masukkan ke dalam danau. Bukan hanya satu sendok misalnya. Anggap saja satu karung. Tetap saja belum asin air danaunya.

Itulah ilustrasi hati. Tepatnya tentang lapangnya hati. Jika kelapangan hati kita cuma 1 sendok, sedikit terkena noda saja bisa langsung asin. Seandainya hati kita seluas danau, diberi noda sekarung masih tetap saja tidak asin.

Senin, 19 September 2011

Si Kecil Makan Mie pakai Sumpit

Nih mungkin bukan pertama kalinya Mirza makan mie. Padahal, kami sudah berusaha supaya Mirza tidak kenal mie ketika kecil. 
Mulanya kami menyiasati dengan memasak dua macam mie. Mie instan dan mie jagung. Mirza kami beri mie jagung. Tapi, ia malah tidak bisa menelan mie dengan baik.
Kemudian, kami mencoba memberinya mie pasta (spageti). Tapi, Mirza belum bisa menikmati kekenyalannya. Senasib dengan mie jagung. Dalam istilah jawanya keloloten.
Ketiga, kami coba mie telur/mie kriting. Rasanya, kurang enak, alias enek.

Kenapa ya, mie instan yang paling kenyal dan cocok. Walaupun begitu, kami tetap akan meminimalisir konsumsi mie instan untuk anak kami.

Dan inilah, aksi Mirza makan mie. Pakai asumpit tentunya. (Seperti ayah)

Baru lihat kali ini ya?! Pakai sumpit cuma sebatang.


Berjuang dapat makan mie sehelai.

Sabtu, 17 September 2011

Kantor Kebun Bibit

Satu lagi tempat wisata keluarga yang gratis, tapi menarik.

Kantor Kebun Bibit yang berada di depan Perumahan Pondok Nirwana Eksekutif. Sekitar belakang STIKOM sebelah jembaran Merr.

Ada berbagai macam fasilitas yang kita temukan di sini. Ada ayunan, surutan, mainan berputar, dll.

Tuh lihat. Ada 2 anak yang sengaja ke Kantor Kebun Bibit untuk membaca buku. Begitu nyaman, dan tenang.


Ada juga sepasang monyet yang dipelihara oleh pengelola Kantor Kebun Bibit.


Ada angsa juga lho...



Ni dia. tempat yang nyaman untuk bersantai. Dermaga Kolam. Walaupun tidak ada ikannya yang besar-besar seperti di Unair, tapi masih cukup nyaman untuk bersantai. Di pinggir kolamnya juga ada tempat untuk duduk-duduk kok.


Nih dia taman-tamannya...




Indah kan.... kami ke sana kebetulan pas hari Sabtu. Para pekerjanya masih aktif bekerja. Ada yang menyiram tanaman, ada yang mengelompokkan bibit, ada juga yang memindahkan bibit untuk ditanam di taman-taman se-kota Surabaya.


Ni taman bermainnya. Di taman bermain ini, alasnya berupa pasir mainan. Jadi aman dan nyaman.

Za sedang beraksi sama ayah. Membuat benteng dari pasir. Tapi benteng itu ga pernah jadi. Soalnya, ayah bangun satu, Za rubuhkan satu. Haha...ha....
Posted by Picasa