Rabu, 26 September 2012

Hijrah dari Surabaya ke Godean, Yogyakarta






Kangen mengisi halaman ini. Sudah lama tidak menjenguk diary blogku.


Kali ini suasana sudah berbeda. Dulu – sebelum Juli – selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah dan bekerja. Sekarang, lebih santai. Walau terkadang bingung untuk mengisi waktu luangnya.


Tak apalah..dinikmati saja.

=========================================================

Kepindahan ini, bukan sekedar untuk saya.
Kepindahan ini,  bukan sekedar untuk ayah.
Tapi untukmu, anakku dan calon anakku.

Sudah dari awal pernikahan kami merencanakan kepindahan ini. Suamiku sudah cukup jenuh dengan kehidupan di Surabaya. Surabaya bukan tempat yang tidak menyenangkan. Bahkan saya mendapatkan banyak hal yang berharga di sana. Terutama dapat saudara-saudara yang menyenangkan dan pengetahuan/pandangan baru tentang anak terutama anak usia dini. Hijrah ini didasarkan atas keresahan kami dengan kebutuhan  si kecil, Mirza.
Bagaimana tidak, dari sebelum subuh, kami sudah mempersiapkan kebutuhan sebelum bekerja. Termasuk bekal makan siang yang dibawa ayah, Za dan saya. Full time di luar rumah, sampai jam 17.00. Kami sampai di rumah hampir dipastikan setelah adzan magrib berkumandang. Dengan sholat yang tak juga khusyuk lantas menyiapkan makan malam yang seadanya. Kenyang, terus tidur. Sholat isya tengah malam nanti. Begitu setiap hari.  

Kali ini berbeda. 
Pagi sebelum sebelum subuh bangun. Kamudian aktivitas pagi. Beres-beres, menyiram halaman, belanja ke pasar Godean atau sekedar bermain dan bercanda dengan anak yang masih semata wayang. 
Setelah masak, menyuapi dan makan untuk diri sendiri baru berangkat mengantar anak sekolah PAUD dengan sepeda ontel. Agak jauh, tapi menyenangkan. Melewati sungai, sawah, dan rumah penduduk yang tenang dan damai.
Terkadang, ketika dalam perjalanan melihat sapi yang sedang mandi di sungai. Bebek yang sedang makan cacing-cacing di sawah tak bertanaman padi. Atau derunya penggilingan padi di antara sawah yang rimbun. Kali ini yang sedang menarik perhatian Mirza mesin alat berat berwarna kuning yang sedang meratakan sawah. Sepertinya akan dijadikan bangunan di situ.

Selesai sekolah, menemani Mirza tidur siang. 

ah... waktu berjalan seperti air tenang. Harus berfikir banyak mengisi waktu luang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar atau memberi masukan, di sini!