Dalam sebuah perbincangan ringan kami, sesama ustadzah, kami menceritakan tentang berbagai kondisi ekonomi di rumah tangga yang kami alami masing-masing. Ustadzah itu mempunyai 3 anak. Anak yang paling besar autis. Hingga Ia harus merogoh kocek lebih dari anak yang lain. Untuk makan, anak autis cenderung tidak bisa makan nasi. Ia harus makan roti, atau kentang. Selain itu, untuk menyalurkan keterampilannya, ia harus menyekolahkan di sekolah khusus, yang biasa dinamakan sekolah kreatif. Tadinya ia sebagai guru honorer di SDN bergaji 300.000an sebulan. Tetapi kini, ia bekerja sebagai guru kontrak di tempat kami. Alhamdulillah, gajinya sekarang naik 3 kali lipat.
Lanjutnya...
Ia sangat bersyukur, dapat bergaji lebih dari kemarin. Tetapi...ya memang Allah lebihkan itu untuk anak yang ke dua dan ke tiga.
Cangkirnya memang segitu. Kalo diisi lebih, ya pasti akan tumpah. Ya memang jatahnya segitu, yang lain buat anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar atau memberi masukan, di sini!