"Hampir semua orang akan merasakan masa paceklik dalam hidupnya. Hanya bagaimana ia menaggapi masa 'suram' itu. Jaman ra enak, kenang ibuku."
Aku pernah membuat menangis di dapur ketika aku masih balita, karena rasa inginku es kacang hijau dari seorang penjaja keliling. Sedikitpun tak ada capaian ingin membuat ibuku sedih. Aku ingin jajan sedangkan ibuku sama sekali tak ada uang, pailit. Aku terus merengek di dekat penjaja itu. Pun penjaja tak kunjung pergi.
Waktu itu hidup kami sungguh pas-pasan. Ibu dan bapakku sebagai pasangan muda beranak satu, harus menanggung pula 4 orang adik yang sekolah. Bapakku seorang tukang cukur 'Madura'. Sedangkan ibuku PNS yang tak mendapatkan gaji selama 1 tahun karena SK yang salah. Makan sup dengan kuah yang berlimpah dan sayur yang sedikit sudah sangat wajar adanya. Mungkin juga hal ini yang membuatku sampai saat ini sangat menggemari makanan yang dibuat dengan kuah berlimpah. :-)
Nenekku pun pernah mengalami masa paceklik itu. Berbulan-bulan, tidak panen padi. Tikus seperti predator yang memangsa semua calon hasil panenan. Sulit hidup hingga berbulan-bulan.
-mungkin- memang begitulah kehidupan. Seperti kata pepatah 'hidup selalu berputar: kadang di atas, kadang di bawah'. Dan semua itu tak akan selamanya terjadi, karena 'badai pasti berlalu' jika kita mau merubah kelabu.
Wallahu'alam bisawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar atau memberi masukan, di sini!